Empat Lawang – Unjuk rasa yang mengatasnamakan "Aliansi Masyarakat Empat Lawang" di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis, 6 Februari 2025, justru menjadi bahan ejekan dan tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Pasalnya, aksi ini hanya diikuti segelintir belasan orang yang menutupi wajah mereka dengan masker, seakan menyembunyikan identitas.
Yang lebih mencurigakan, menurut salah satu warga Empat Lawang yang enggan disebut namanya, hingga saat ini tidak ada yang tahu asal-usul massa aksi tersebut. Seharusnya, sebelum menyampaikan orasi, identitas peserta aksi diverifikasi terlebih dahulu melalui absensi daftar hadir yang memastikan bahwa mereka benar-benar warga Empat Lawang. Namun, hal ini justru tidak jelas, sehingga menimbulkan dugaan bahwa aksi tersebut bisa saja diikuti oleh orang-orang yang tidak memiliki keterkaitan dengan Empat Lawang.
"Kalau benar mereka membela kepentingan rakyat Empat Lawang, kenapa tidak ada verifikasi siapa saja yang ikut aksi? Jangan-jangan hanya kumpulan orang yang dipakai untuk kepentingan politik tertentu," ujar warga tersebut.
Aksi ini diduga kuat berasal dari kelompok pendukung salah satu bakal calon bupati yang dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) dalam Pilkada 2024 lalu. Namun, alih-alih mendapat simpati, aksi ini malah menuai cibiran dari masyarakat yang sadar bahwa gerakan tersebut sarat kepentingan politik.
Samsul, seorang pengamat politik di Kabupaten Empat Lawang, menyebut bahwa aksi seperti ini justru mempermalukan nama daerah.
"Kalau benar untuk kepentingan masyarakat, kenapa yang datang hanya segelintir orang dan wajahnya ditutupi? Seharusnya ada daftar hadir yang jelas, bukan malah aksi yang penuh tanda tanya," tegasnya.
Daripada mengikuti drama politik murahan, masyarakat Empat Lawang lebih memilih fokus pada kemajuan daerah. Sebab, aksi yang diklaim mewakili suara rakyat ini justru tidak mendapat dukungan luas, bahkan kehadiran pesertanya sendiri masih dipertanyakan. Bukannya memperjuangkan kepentingan warga, aksi ini justru semakin mempermalukan pihak yang berusaha memainkan opini publik demi kepentingan pribadi.
(Db)
Social Footer