Infonews.web.id

Hadiah Umroh Gratis Gebyar Sipenyu vs Tunggakan PBB 250 Desa, Ketika Gimik Lebih Penting dari Kewajiban



Sukabumi - Program “Hadiah Umroh Gratis Gebyar Sipenyu” yang digagas Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sukabumi sejatinya merupakan upaya positif untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Dengan pendekatan apresiatif, pemerintah berusaha memotivasi wajib pajak agar lebih patuh dan antusias. Namun, di tengah euforia hadiah dan publikasi yang meriah, muncul ironi yang mengusik logika publik.

Pasalnya, muncul dugaan bahwa tunggakan PBB di Kabupaten Sukabumi mencapai sekitar Rp 25 miliar, dan lebih mengejutkan lagi, sekitar 250 desa disebut-sebut telah dilaporkan ke kejaksaan karena belum menyetorkan kewajiban pajaknya kepada pemerintah daerah. Jika benar demikian, maka muncul pertanyaan fundamental: apakah pantas pemerintah menggelar program hadiah besar-besaran sementara kewajiban dasar penerimaan daerah belum terpenuhi secara maksimal?

Di satu sisi pemerintah daerah tampil penuh semangat dengan program berhadiah dan pencitraan positif. Namun di sisi lain, kedisiplinan fiskal di tingkat desa yang notabene merupakan perpanjangan tangan pemerintah justru dipertanyakan. Bagaimana publik bisa yakin dengan efektivitas program penghargaan, bila penegakan kewajiban di internal pemerintahan sendiri masih lemah?


Kritik ini bukan soal menolak inovasi atau penghargaan kepada masyarakat, tetapi soal prioritas dan konsistensi moral institusi publik. Pemerintah tidak hanya dituntut kreatif dalam menggaet pemasukan, tapi juga harus transparan, disiplin, dan memberi contoh dalam menegakkan kewajiban pajak. Hadiah umroh boleh jadi simbol kepatuhan, namun di balik itu, publik menanti akuntabilitas dan kejelasan pengelolaan pajak yang lebih substansial.

Sebab pada akhirnya, pembangunan tidak akan kokoh hanya dengan gebyar dan seremonial. Ia harus berdiri di atas pondasi kejujuran fiskal dan tata kelola yang bersih. Dan di titik itulah masyarakat akan percaya  bahwa setiap rupiah pajak yang dibayarkan, benar-benar kembali untuk kesejahteraan bersama, bukan sekadar menjadi tiket undian menuju Tanah Suci.

M.Afnan / Aris


Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close